MAKALAH
PEREKONIMIAN INDONESIA
EKSPLORASI
DAN EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM BAGI PEREKONOMIANINDONESIA
OLEH
DEDI ABDUL MAKKI (2090810003)
JURUSAN MANAJEMEN.A (MARKETING)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG
2011
EKSPLORASI
DAN EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA
1.
PENDAHULUAN
Salah satu hajat besar penyelenggaraan
pemerintahan dalam negara adalah
meningkatkan kesejahteraan hidup warganya, melalui pelaksanaan proses
pembangunan di berbagai bidang. Nampak jelas semenjak orde baru memegang
kendali pemerintahan, telah menempatkan pertumbuhan ekonomi dalam paradigm
pembangunan nasiona ldengan salah satu strateginya adalah menguatkan peran
konglomerasi perusahaan transnasional untuk eksploitasi sumber daya alam secara
besar-besaran, sehingga diharapkan adanya Trickle Down Effect bagi masyarakat
dalam mendapatkan jatah hasil pembangunan.Menurut sistem hukum yang ada di
Indonesia, bahwa SDA dan hutan dikuasai
oleh Negara cq pemerintah. Ruang partisipasi masyarakat dalam
pengelolahan hutan, baik secara individu maupun komunal, cenderung kebaikan,
kalah dengan kepentingan capital(modal) yang mendapat dukungan tegas dari
pemerintah, karena pemerintah mendapat tekanan kuat dari para pemodal
internasional(investor).
Dampak
dari pola pengelolaan SDA kita yang menitik beratkan pada eksploitasi secara
besar-besaran, bermuara pada terjadinya degradasi dan deforestasi yang massive
bagi sumber daya alam dan hutan, tidak kurang dari 2 juta tiap tahunnya, SDA
kita hancur, dan hampir di setiap titik investasi terjadi konflik penguasaan
SDA terjadi manakala struktur dan tatanan hokum tidak lagi berpihak pada
keadilan untuk pemenuhan hak-hak masyarakat local, yang tergantung hidupnya
dari daya dukung linkungan dan hutan.Salah satu buah dari salah urusnya
kekeyaan SDA adalah terjadinya krisis energy yang kita saat ini. Harga
BBM,listrik dan kebutuhan pokok lainnya yang kian melambung tinggi sehingga
hampir sulit dijangkau oleh kemampuan ekonomi masyarakat terutama yang hidup
merana dalam lingkungan kemiskinan. Ini terjadi karena SDA di Indonesia
kebanyakan dikuasai oleh pihak asing. Ironis memang, kekayaan alam melimpah
diberikan kepada orang luar sementara kehidupan masyarakat kita kian sulit
mendapatkan BBM dengan harga terjangkau.Kemiskinan telah menjadi permasalahan
pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, hingga maret 2006 penduduk miskin
Indonesia mencapai 39,05 juta orang atau 17,75 % dari total penduduk sebesar
220 juta orang, dan yabg tinggal didesa mencapai 63,4 (BPS. Kemiskinan adalah
indicator terjadinya defisit kedaulatan dan keadilan. Kemiskinan terjadi akibat
merosotnya ketahanan dan keberlanjutan kehidupan masyarakat, akibat hilangnya
potensi ketahanan dan daya dukung lingkungan hidup.
2.
Rumusan Masalah
A.
Eksploitasi SDA di Indonesia
B.
Problematika SDA/ lingkungan
C.
Penghancuran lingkungan hidup
D.
Jalan pintas menuju kebangkrutan
bangsa
PEMBAHASAN
A. Eksploitasi
SDA di Indonesia
Eksploitasi
adalah upaya atau tindakan penguasaan dan penguasaan untuk mengeruk dan
menguras potensi sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia(tenaga
kerja murah). Keadaan Indonesia sebagai Negara berkembang telah mendorong penyelenggara pemerintahan
memanfaatkan keberadaan sumber daya alam yang melimpah, dengan harapan
terjadinya percepatan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan rakyat, dan
terjaganya stabilitas ekonomi secara nasional.
Kerentanan
ekonomi sebagai Negara berkembang dimanfaatkan
secara sempurna oleh kekuatan ekonomi Negara maju melalui multikorporasi yang
berusaha menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk melakukan
investasi pada berbagai bidang, seperti bidang kuhutanan, pertambangan dan
energy, perkebunan, pesisir dan kelautan, ekonomi dan perdagangan, dll.
Ketika
mesin ekonomi kapitalisme berputar cepat
di Indonesia melakukan eksploitasi SDA, maka ketika itulah mencuat geliat
perambahabn SDA dari keberadaan mega-mega proyek industry skala besar
diberbagai bidang. Tidak heran dari ujung paling barat Wilayah Indonesia sampai
paling timur, kini telah di eksploitasi secara membabi buta, wilayah Sumatra
dirubah menjadi lading minyak, gas, dan sawit. Kalimantan untuk tambang batu
bara dan mineral. Hal serupa juga terjadi dipulau jawa, Sulawesi dan irian
jaya.
B. Problematika
SDA/Lingkungan
SDA
adalah kekayaan bangsa yang tak ternilai bagi manusia, yang telah memberikan
dorongan bagi berlangsungnya proses kehidupan dalam peradaban yang saling
menguntungkan, sehingga manusia dapat hidup secara layak dan harmonis karena
layanan alam yang menjadi penopangnya.
Namun
ketika kapitalisme dan komoditasasi SDA dan hutan yang ternyata menyebabkan
suatu krisis hubungan antara manusia dan SDA. Pola hubungan eksploitatif oleh
kekuatan capital dalam pengolahan SDA dan hutan investasi belum menunjukkan
dorongan terhadap rasa keadilan dan berkelanjutannya bagi rakyat banyak.
Komersialisasi
dan moneteralisasi diberbagai bidang secara pasti telah memarginalkan dan
menyingkirkan peran masyarakat local dalam pengelolahan SDA, sehingga hampir
semua titik yang sudah mengeksploitasi SDA selalu menorah masalah yang kerap
mencuat kepermukaan, diantaranya:
1. Konflik
Berkepanjangan
Dalam
sejarah eksploitasi SDA dalam skala besar yang melibatkan perusahaan besar dan agen kapitalisme global, selalu ada
terjadi konflik itu terjadi antar masyarakat yang pro dan kontra, antara
masyarakat masyarakat yang dirugikan dengan pihak perusahaan maupun antar
masyarakat dengan pemerintah.
Ada
3 hal pokok yang melatar belakangi konflik-konfik penguasaan SDA dan hutan,
yaitu:
Pertama;
kuatnya intervensi modal dalam system ekonomi nasional yang berujung pada
pemihakan yang berlebihan pada capital dari penyelenggaraan Negara.
Kedua;
dominannya
pemerintah dengan memposisikan diri sebagai yang paling menentukan arah
pembangunan, sehingga sentralisasi keputusan dan kebijakan pemerintah menjadi
hal yang lumrah saja, tidak perduli terhadap keberadaan masyarakat lokal yang
tergantung hidupnya dari sumber daya hutan.
Ketiga;
lemahnya
jaminan dan perlindungan formal Negara terhadap hak-hak masyarakat lokal atau
adat dalam perundang-undang nasional.
2. Pemiskinan
Masyarakat Asli
Indonesia
adalah Negara tropis yang kebanyakan warganya hidup mengandalkan basis ekonomi
agraris, sehingga tingkat ketergantungan hidup masyarakatnya dari kekayaan
agraria dan SDA sekitarnya sangat kuat.
Namun
ketika investasi dalam meluruhlantakan SDAnya maka dapat dipastikan terjadi
penyingkiran yang sistematik. Masyarakat dari sumber kehidupannya dan pasti proses
produksi masyarakat asli akan terganggu dan menjadi tidak berdaya(miskin). Ini
terjadi tentunya karena masyarakat kehilangan hak atas tanah, kehilangan hak
atas hutan dan SDAnyayang selama ini telah memberikan sumbangsih bagi
kehidupannya.
3. Penghancuran
Lingkungan Hidup
Eksploitasi juga sangat
berdampak kepada penghancuran dan pemusnahan spesies dan keaneragaman hayati
perusahaan-perusahaan seperti perusahaan pertambangan dan penerbangan kayu
merupakan kegiatan kegiatan manusia yang paling merusak menurut lingkungan
hidup, seraya memainkan peran penting bagi musnahnya dengan cepat hutan-hutan
yang tumbuhnya lambat serta rawa-rawa. Hilangnya habitat-habitat yang kerap
kali tidak dapat digantikan itu sedang menguras gudang keaneragaman hayati dunia.
4. Ancaman
Bencana Alam
Terjadinya konversi
lahan hutan kepada berbagai kegiatan industri, membawa dampak kepada kerusakan
ekologis dan ekosistem, dan inilah yang telah mempengaruhi daya dukung
lingkungan, sehingga menyebabkan petaka bagi kelestarian keanekaragaman hayati,
bagi kesediaan air, bagi kenyamanan iklim tropis.
Dampak lingkungan kian hari daya dukung
lingkungan, sehingga bencana alam selalu dating silih berganti di Negara ini.
Banjir, tanah longsor, kekeringan/pemanasan global, gempa bumi, perubahan iklim
dan kebakaran hutan menjadi musibah yang selalu akrab mengintai masyarakat yang
berada didekat lokasi titik kerusakan lingkungan hidup.
5. Jalan
Pintas Menuju Kebangkrutan Bangsa
SDA Indonesia melimpah
menjadi incaran para investor asing dan mendapat sambutan yang hangat dari
pemerintah lewat keleluasaan yang diatur dalam UU penanaman modal asing. SDA
kita telah dikuasai oleh pihak asing, jadi sudah berapa besarkah kekayaan alam
kita yang dikuras dibawa keluar negeri.
Sementara pendapatan Negara hanya didapat
dari royalty, pajak dan iuran perusahaan yang tidak seberapa bila dibandingkan
yang dibawa keluar Indonesia.pengelola yang salah selama ini dianggap prestasi
monumental dalam kolongmerasi SDA dan hutan yang identik dengan praktek
kapitalisme, dan memarginalkan masyarakat yang survival dari sumber daya hutan.
PENUTUP
1.
Kesimpulan dan Saran
Eksploitasi SDA telah dijadikan alat bagi percepatan
pertumbuhan ekonomi Negara, dan secara pasti telah meningkatkan akumulasi asset
bagi Negara- Negara yang menguasi modal dan teknologi. Eklpoitasi besar besaran
yang di klakukan telah mengingkari democratisasi ekonomi.secara umum dapat di
katakana bahwa SDA kita tidak dikelola secara benar, karena lebih mengedepankan
orientasi ekonomi bagi segelintir orang dan golongan dari berbagai tingkatnya
sehingga saat ini sebagian besar rakyat kita menghadapi kesulitan hidup dalam
situasi krisis multidimensi,
Dari beberapa masalah di atas meski di
kembangkan suatu strategi nasional untuk menyelamatkan asset SDA kita yang
masih tersisa, dengan menghentikan kegiatan eksplorasi dan ekploitasi SDA dalam skala besar.
Secara regulative perlu upaya untuk
mengembangkan kebijakan yg berorientasi pada pelestarian lingkungan yang
berpihak pada masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Adam , Patricia. 1991
.Odious Debs.Jakarta: PT. Binarena Pariwara
Perkins, Jhon.1995.Masa
Depan Bumi. Jakarata : Yayasan Obor Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar